Google Circle dan Facebook akankah anti-klimaks seperti Friendster?


Google Circle dan Facebook akankah anti-klimaks seperti Friendster?


Secara teknis, Internet bisa terbentuk dan berjalan dengan fungsi sebagai penghubung antar komputer online (yang tidak terblokir) di seluruh dunia, namun secara emosional, psikologis, dan sosial, internet cenderung lebih difungsikan sebagai media penghubung antar individu di seluruh dunia, baik untuk keperluan bisnis maupun non-bisnis. Jejaring sosial (social networking/social entertainment) menjadi salah satu alat penghubung antar individu yang diproduksi dengan beragam bentuk dan fitur, namun pada dasarnya memiliki persamaan fungsi, yakni Connecting People. Dahulu, sebelum kehadiran situs jejaring sosial, Penulis, dan mungkin Anda, Kita semua, tidak pernah membayangkan bagaimana kita bisa bertemu lagi (secara online maupun offline bila dimungkinkan) dengan orang-orang yang dahulu pernah kita kenal namun telah sangat lama terpisah dengan kita. Dahulu Penulis pun tidak pernah membayangkan bagaimana kita bisa dengan cepat menemukan ataupun membentuk sebuah komunitas baru yang memiliki kesamaan ketertarikan (interest) pada sesuatu dengan kita. Media jejaring sosiallah yang telah banyak berjasa dalam merealisasikan bayangan-bayangan menjadi sebuah kenyataan yang relatif  mudah tercapai. “Social Networking is one of the Best People Connectors”.

15 Tahun yang lalu, untuk bisa saling berkomunikasi melalui internet, orang-orang hanya baru bisa bertukar kata (words share) menggunakan eMail dan Chat Engine seperti MiRC, Yahoo! Messenger, ataupun ICQ tanpa bisa melakukan pertukaran data lain semacam media visual (gambar dan dokumen), audio (lagu dan vokal), ataupun audio-visual (video). Namun seiring berjalannya waktu dan berkembangnya pemikiran manusia serta kemajuan tekhnologi, media komunikasi dunia yang lebih baik, lebih mendekatkan jarak antar pengguna, lebih memanjakan kaum shareaholic, dan lebih interaktif makin dikembangkan hingga lahirlah situs-situs seperti Myspace, Friendster, hi5, Twitter, dan juga yang sedang dan paling trend (di Indonesia dan beberapa negara lain) saat ini — Facebook situs jejaring sosial yang dibuat oleh Mark Elliot Zuckerberg dkk. dan lahir dari inspirasi “Buku Katalog Wajah Mahasiswa” di Universitas Harvard (USA), serta banyak situs sejenis  lainnya.

Bahkan rumour has it that Raksasa Bisnis Dunia Maya — Google — akan segera meluncurkan situs jejaring sosial baru yang diberi nama Google Circle. Tampaknya Google Circle memang dirancang dan dipersiapkan sebagai kompetitor utama dari Facebook dan Myspace.

Banyak fitur menarik dan menghibur yang ditawarkan oleh situs-situs jejaring sosial tersebut di atas, ambil contoh fasilitas chat, free-online-games and applications, status updating mechanism, privacy settings yang cukup baik dan menarik dari Facebook. Namun sungguh disayangkan bahwa di Indonesia (yang nota bene 2 s.d 5 besar dari jumlah seluruh member situs-situs jejaring sosial dunia) situs-situs jejaring sosial seperti Facebook dan Friendster pada umumnya tidak digunakan secara produktif sebagai media bisnis semacam penawaran produk atau jasa ataupun sosial, akan tetapi lebih sekedar digunakan sebagai media untuk: self-publication, people connection, flirting, fun, bahkan untuk criminal acts semacam trickery, abusement, ataupun personal humiliation.

Meskipun cukup banyak fitur yang menarik pada Facebook ataupun Friendster, namun ternyata kenyataannya situs-situs jejaring sosial belum mampu menjadikannya sebagai ‘rumah’ yang menyenangkan sekaligus nyaman (comfortable ‘home‘) untuk terus dijadikan ‘tempat tinggal’ maya bagi para pemilik account-nya dan juga bagi teman-teman di dalam friend list-nya. Ketidaknyamanan, Ketidakpercayaan, Kejenuhan, Mengikuti Trend, dan/atau Rasa Haus para member akan fitur-fitur baru di dalam sebuah situs jejaring sosial tampaknya menjadikan alasan utama kenapa mereka meninggalkan sebuah situs jejaring sosial baik untuk jangka waktu panjang ataupun selamanya. Kita ambil contoh Friendster, Salah satu situs jejaring sosial yang pernah booming di Indonesia pada awal tahun 2007 s.d awal tahun 2009 hingga tercatat dikabarkan bahwa, dari segi kuantitas, jumlah Member Indonesia sempat menyalip jumlah Member dari Philipina sebagai member Friendster yang terbanyak di seluruh dunia menjelang pertengahan tahun 2008 dan sempat membuat Friendster Team memutuskan untuk membangun Kantor Pemasarannya di Indonesia. Namun, mungkin dikarenakan sebab-sebab tersebut di atas, menjelang akhir tahun 2008 hingga awal tahun 2009, hampir seluruh member Friendster dari Indonesia telah migrasi, exodus besar-besaran, beralih dan berpindah ke lain hati menuju Facebook . Sungguh Ironis memang. Walaupun hingga saat ini Friendster masih berjaya dalam soal Page and Web Elements Customization, serta telah melakukan pembenahan websitenya dan peningkatan pelayanannya dengan beragam fitur menarik seperti games dan applications sekalipun, namun yang agak mengherankan, banyak sekali para Membernya, baik dari Indonesia maupun Philipina, mungkin juga di beberapa negara lain di dunia, bersikukuh untuk “Say Goodbye!” pada Friendster. Loyalitas menjadi tidak penting demi kepuasan hati atau kenyamanan diri.

Lalu bagaimana kelanjutan dari Facebook yang masih booming di seluruh dunia hingga saat ini? Dan bagaimana pula dengan rencana kehadiran Google Circle nantinya? Apakah mereka hanya akan mengikuti jejak nasib Friendster yang pada akhirnya hanya akan ditinggalkan para membernya begitu saja? ~ Penulis yakin pada jawaban “YA“, tinggal kapan waktu Para Member memutuskan untuk berhenti menggunakan sebuah media jejaring sosial hanya merekalah yang tahu, tanpa bisa dicegah oleh Social Networking Site’s Developers/Working Team. Tentu ini pekerjaan rumah yang tidak mudah untuk dikerjakan bagi Social Networking Site’s Developers & Owners guna menyiasati agar situs jejaring sosial mereka akan tetap laku dan diminati publik, dan agar pekerjaan mereka tidak akan menjadi sia-sia hanya karena ditinggalkan para Membernya — Aset paling berharga milik mereka.

Semoga keyakinan Penulis salah adanya 🙂 , Amen…. Bagaimana menurut Anda? Kita tunggu saja…

~ Salam ~


Leave a comment